Jumat, 27 November 2009

Career Coaching

Bingungkah anda merencanakan karier anda? Selain pilihan-pilihan pekerjaan yang masih dalam “rel” karier saat ini, juga tersedia alternatif karier “lompat pagar”. Karier “lompat pagar” mungkin saja masih terkait dengan pekerjaan saat ini, tetepi mungkin pula merupakan sesuatu yang sama sekali baru bagi anda.

Kemungkinan lompat pagar yang paling sering terjadi adalah penugasan oleh organisasi tempat kita bekerja. Organisasi berkembang pesat dan tersedia posisi baru dalam jalur karier yang baru pula. Kebetulan tidak ada orang yang ada dalam organisasi yang sebelumnya berada dalam jalur karir ini. Jika anda terpilih untuk menempati posisi baru, anda telah “lompat pagar” atas penugasan organisasi.

Dalam perjalanan karier setidaknya ada empat pola inti :

- dalam organisasi yang sama dan tetap pada jalur karier

- berpindah organisasi dengan jalur karier sama

- pindah jalur karier dalam organisasi yang sama

- pindah jalur karier sekaligus pindah organisasi.

Nah, dalam situasi macam ini, jangankan membuat perencanaan karier, merumuskan tujuan karier saja terasa sulit. Kita mengenal setidaknya terdapat tiga tonggak jaman berkaitan dengan perencanaan karier yang dapat kita jadikan rujukan : “naik kereta api”, “ naik bus jarak dekat “, dan “ naik ATV di gurun pasir “.

Pada era tahun lima puluhan sampai enam puluhan, seseorang yang meniti karier dapat diibaratkan naik kereta api jarak jauh. Berangkat dalam suatu posisi yang permanen dan “duduk manis” sampai stasiun pemberhentian (pensiun). Perumusan tujuan karier cukup dilakukan sekali saja, dan berlaku untuk seumur hidup.

Di era tahun tujuh puluhan sampai delapan puluhan menapak karier ibarat naik bus jarak dekat. Penumpang dapat berangkat dari terminal pemberangkatan yang berbeda-beda dan duduk sampai mencapai terminal tujuan yang berbeda-beda. Perubahan situasi yang cepat, acap memaksa kita untuk memiliki derajat fleksibelitas tertentu. Dibutuhkan perencanaan terhadap sejumlah karier yang berbeda, tapi tujuannya harus jelas.

Bagaimana situasi karier abad keduapuluh satu ini? Kita seperti menaiki ATV (all terrain vehicle) di gurun pasir yang luas. Dengan tujuan yang tidak sepenuhnya jelas, tiada peta maupun jalan yang dapat menuntun sekaligus mengharuskan kita pada suatu track tertentu. Kita dapat berkelana sesuka hati, dengan resiko tersesat atau berputar-putar. Kita dapat terjebak pada fatamorgana yang menimbulkan kelelahan mental (mental fatique). Dinamika dunia kerja dan perubahan yang sangat cepat, menawarkan seribu pilihan dan sejuta impian. Jika kita tidak pandai-pandai membawa diri, kita bisa berkelana menjelajahi karier tanpa batasan yang jelas. Inilah tantangan perencanaan karier bagi kita pada saat ini.

Menghadapi situasi semacam ini, alangkah baik jika mempunyai “cermin”. Cermin yang dapat memantulkan minat dan potensi kita, yang akan memandu merumuskan karier kita. Career Coaching!

Coaching memang berbeda dengan konseling (counseling). Konseling lebih berorientasi pada masa lalu dan lebih banyak membahas masalah pribadi sementara coaching lebih berorientasi kepada peningkatan performansi dan masa depan. Secara umum tujuan coaching dalam lingkungan kerja adalah peningkatan kemampuan. Caranya? “mengubah” situasi kerja menjadi situasi pembelajaran, terencana dan di bawah bimbingan yang tepat.

Dalam career coaching, seorang coach akan memandu anda untuk menggali segala fakta dalam diri anda yang terkait dengan karier. Bagaimana persepsi anda mengenai karier anda sekarang, tugas yang disukai, minat, cita-cita, lingkungan keluarga dan berbagai hal lain yang terkait dengan pengembangan karier.

Semua yang anda ceritakan akan “ditampung” dan diungkapkan kembali kepada anda secara sistematis. Kemudian anda diajak untuk merumuskan hasil yang akan dicapai, menggali peluang-peluang yang ada, merumuskan tindakan yang akan dilakukan, mangatasi serta hambatannya. Diharapkan anda lebih mempunyai insight terhadap karier anda dan dapat merumuskan tujuan karier, serta upaya pencapaiannya. Jadi apa yang telah dirumuskan bukanlah nasehat dari coach, tetapi merupakan refleksi dari keinginan, pendapat, cara pandang anda mengenai diri dan lingkungan anda yang terkait dengan pengembangan karier anda.

Tidak ada komentar: