Jika kita memperhatikan
beberapa iklan lowongan kerja di beberapa media massa baik cetak maupun
elektronik, maka ada beberapa lowongan yang membutuhkan tenaga yang khusus
untuk mengelola tentang Kompensasi dan Benefit pada sebuah perusahaan, jadi
demikian pentingnya pengelolaan tentang Kompensasi dan Benefit sehingga
perusahaan dimaksud memerlukan tenaga
khusus dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak sembarangan yaitu pada level
Manajer. Dari pengamatan penulis mengenai perusahaan yang membutuhkan tenaga
ini memang merupakan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki karyawan diatas
seribu orang dan beragam tugas dan tanggungjawabnya dalam perusahaan serta
dengan berbagai level atau tingkatan jabatan, namun tentu saja yang menjadi
pertanyaan adalah apa yang melatarbelangkangi dibutuhkannya tenaga ini.
Seperti kita ketahui bersama
bahwa mengelola Kompensasi dan Benefit adalah bagian dari pengelolaan Sumber
Daya Manusia Perusahaan, Kompensasi adalah imbal jasa yang diberikan oleh
perusahaan karena adanya hubungan kegiatan pekerjaan dan imbal jasa ini langsung
diterima karyawan sementara Benefit adalah bentuk kompensasi yang tidak
langsung diterima karyawan dalam bentuk materi tetapi merupakan fasilitas
kesejahteraan. Untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, pengelolaannya
dilakukan langsung oleh Manajer HRD sedangkan untuk perusahaan besar,
pengelolaannya memang dibuat khusus karena pengelolaan Kompensasi dan Benefit
sangat erat kaitannya dengan strategi maupun kebijakan-kebijakan perusahaan.
Pemberian Kompensasi kepada karyawan pada dasarnya diawali dari Visi,misi dan
strategi unit kerja SDM sebagai pengelola, dan tentu saja bahwa unit kerja SDM
membuat Visi,misi dan strategi tentunya juga berdasarkan dari Visi, misi dan
strategi perusahaan, sebagai contoh adalah bagaimana para pengelola SDM
berupaya mempertahankan seorang karyawan handal dengan memberikan imbal jasa
yang sesuai dengan kontribusinya serta memberikan Benefit yang kompetitif,
dengan bertahannya tenaga handal di perusahaan tentunya akan membuat
target-target perusahaan dapat tercapai.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat sebuah sistim kompensasi diperusahaan yaitu :
1.
Kompensasi harus memenuhi rasa keadilan bagi setiap karyawan ( Internally Equitable)
2. Mempunyai nilai dalam bersaing dengan nilai pasar tenaga kerja (Externally Competitiveness)
3. Pemberian Kompensasi akan menunjang keberhasilan perusahaan (Performance Driven)
4. Berdasarkan kemampuan perusahaan (Affordable)
5. Memenuhi perundangan yang berlaku (Legally
Defensible)
6. Setiap orang mudah memahami dan mengerti akan sistim kompensasinya (Explainable)
7. Fleksibel terhadap perkembangan bisnis perusahaan (Managable)
Dengan sistim Kompensasi yang dibangun sedemikian rupa dan berdasarkan
kepada hal-hal diatas maka tujuan dari pemberian Kompensasi akan tercapai yaitu
:
• Memikat
karyawan
• Mempertahankan karyawan
• Memotivasi karyawan
Untuk
itu ada hal yang menarik untuk diperhatikan dan menjadi tantangan bagi para
pengelola sistim Kompensasi adalah
bagaimana sistim Kompensasi mampu menjaga rasa keadilan (internal
Equitable) dalam perusahaan dengan besaran nilai pasar tenaga kerja kerja (Externally
Competitiveness), agar terjadi keseimbangan itu maka para pengelola Kompensasi
berupaya melakukan maintenance terhadap sistim dan besaran nilai kompensasi
yang ada didalam perusahaan. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah
mengikuti survey gaji pada lembaga yang dinilai mempunyai tingkat kepercayaan
yang tinggi dan lembaga ini banyak
terdapat di Indonesia, dan pada tulisan kali ini tidak terlalu banyak membahas
mengenai kompensasi ini karena telah dibahas sebelumnya mengenai gaji atau
penghasilan. Namun yang tidak kalah pentingnya juga adalah bagaimana melakukan
perencanaan untuk mengelola program
Benefit didalam perusahaan dan dibawah ini akan dijelaskan mengenai hal
dimaksud.
Pertimbangan strategik dalam perancangan program
benefits
Para
pengelola Benefit harus mempertimbangkan dengan hati-hati tentang apa yang
ingin mereka capai sehubungan dengan program benefitsnya. Hal ini dikarenakan
besarnya anggaran yang harus disediakan perusahaan untuk benefit. Untuk dapat
mengungkit dampak dari anggaran yang besar tersebut, para pengelola harus
memperhatikan beberapa hal besar dibawah ini :
- Rencana strategik
bisnis jangka panjang
Pada
tahap perkembangan awal, perusahaan umumnya menawarkan gaji dasar dan benefit
yang rendah, namun insentifnya besar. Sedangkan pada tahap dewasa, perusahaan
akan lebih royal dalam ketiga bentuk kompensasinya. Selain itu, perubahan
kondisi seperti downsizing, akuisisi, pemberhentian geografis, dan perubahan
dalam laba juga akan berpengaruh dalam hal perubahan kombinasi optimum
benefits, yang harus konsisten dengan rencana bisnis perusahaan.
- Diversitas dalam
angkatan kerja berarti ada diversitas dalam preferensi benefit
Karyawan
muda umumnya lebih senang dengan pembayaran langsung daripada program pensiun.
Sedangkan karyawan tua akan lebih senang yang sebaliknya. Karyawan yang
memiliki serikat mungkin lebih senang dengan benefit yang seragam, sedangkan
bagi yang memiliki cacat tubuh atau orangtua tunggal akan senang dengan jam
kerja yang fleksibel.
Pemerintah
memiliki peran besar dalam mengatur benefits. Sementara perusahaan memfokuskan
untuk mengendalikan biaya, pemerintah menginginkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi bagi rakyatnya.
- Kekompetitifan
dari benefits yang ditawarkan
Isu
mengenai ini lebih besar dari isu kekompetitifan gaji. Dalam hal gaji,
manajemen dan karyawan hanya perlu fokus pada pembayaran langsung, baik tetap
maupun variabel. Sedangkan dalam hal benefits, fokus perusahaan adalah pada
biaya, sementara karyawan berfokus pada nilai.
- Strategi
kompensasi total
Sesuai
dengan tujuan utama penyusunan kompensasi, yaitu untuk mengintegrasikan gaji,
insentif, dan benefit dalam satu paket yang mendorong pencapaian tujuan
organisasional, maka benefit yang ditawarkan harus efektif dengan tujuan
tersebut. Misalnya, benefit program pensiun saja mungkin tidak berpengaruh
banyak bagi kinerja keseharian karena jauhnya jarak antara kinerja dengan waktu
benefit diterima.
Dalam
semua kasus, pertimbangan kecukupan, kesamaan, pengendalian biaya, dan
keseimbangan harus menuntun pengambilan keputusan dalam strategi kompensasi
total diatas. Ada beberapa komponen kunci dari paket benefits, yaitu :
a. Biaya
: berdasarkan survei pada tahun 2000, rata-rata prosentase benefits dari gaji
adalah 30%. Jumlah ini bervariasi sesuai ukuran perusahaan. Perusahaan besar
umumnya memberi benefits lebih banyak.
b. Benefit kesehatan dan keamanan :
termasuk didalamnya berbagai jenis asuransi, tunjangan Kesehatan,pensiun, izin
sakit, dana pensiun, dan lain sejenisnya.
1. Asuransi jiwa : Asuransi
ini biasanya diperbarui setiap satu tahun dan akan dihentikan apabila karyawan
keluar dari perusahaan. Besarnya nilai asuransi umumnya sekitar dua kali gaji
tahunan karyawan. Saat ini, asuransi jiwa banyak dipengaruhi oleh program
benefit fleksibel. Misalnya, perusahaan membayar sekian untuk asuransi jiwa
karyawan, namun ada beberapa paket tambahan yang dapat dipilih karyawan sesuai
preferensinya dan nantinya akan dipotong dari gaji.
2. Kompensasi pekerja :
yang termasuk didalamnya adalah pembayaran untuk menggantikan upah yang hilang,
biaya kesehatan media dan rehabilitasi, dan pelatihan ulang utnuk melakukan
pekerjaan yang berbeda. Umumnya di setiap negara ada Undang-Undang yang
mengatur mengenai kompensasi ini.
3. Asuransi kecacatan :
yaitu mencakup pembayaran atas kematian yang tidak disengaja, serta pembayaran
apabila karyawan mendapat kecacatan. Cacat jangka panjang (6 bulan atau lebih)
biasanya membayar tidak lebih dari 60% dari gaji dasar karyawan sampai mereka
mulai menerima dana pensiun.
4. Tunjangan rumah sakit, operasi, dan
maternitas : ini adalah tunjangan yang sangat penting bagi karyawan
karena biayanya bisa sangat besar. Tentu saja, sama dengan perusahaan, biaya
operasional dari tunjangan ini bisa memberatkan, mengurangi laba, dan mengurangi
kekompetitfan perusahaan secara global. Isu-isu kompetitif dari biaya kesehatan
ini umumnya parah pada perusahaan dengan jumlah pekerja berusia 40-50 tahun
yang banyak, tunjangan kesehatan yang lebih banyak bagi karyawan yang telah
pensiun, dan perusahaan dengan produk yang harus bersaing dalam pasar
dunia.Apabila perusahaan ingin mengurangi biaya besar yang ditimbulkan dari
tunjangan rumah sakit, operasi, dan maternitas diatas, perusahaan dapat
melakukan beberapa strategi biaya seperti :
a. Bergabung dengan
perusahaan lain untuk membentuk hubungan yang lebih kuat dalam menegosiasikan
biaya-biaya rata-rata dengan insurer.
b. Bekerjasama
dengan rumah sakit, insurer, dan pemasok lainnya.
5. Program izin sakit :
menyediakan pergantian upah atas ketidakhadiran jangka pendek karyawan akibat
sakit. Dalam prakteknya, benefit ini sering disalahgunakan oleh karyawan.
Mereka sering memandang bahwa izin sakit adalah hak yang harus digunakan
meskipun mereka tidak sakit. Untuk mengatasinya, perusahaan dapat beralih ke
program “managed-disability”.
6. Pensiun : adalah
sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur pada intervalnya kepada karyawan
yang telah pensiun dan berhak menerimanya. Pensiun swasta jarang ditemui
sebelum Perang Dunia II, sebelum adanya peraturan dari National Labor Relations
Board dan klarifikasi mengenai perlakuan pajak dari kontribusi perusahaan. Di
Amerika saat ini, dana pensiun yang disisihkan perusahaan telah menjadi sumber
modal terbesar negara.
7. Keamanan sosial :
adalah program perawatan pendapatan. Ini adalah pertahanan terbaik dalam
mengatasi ketidaksejahteraan orang-orang tua. Pajak pendapatan yang diperoleh
dari pekerja yang masih bekerja didistribusikan untuk membayar benefits bagi
mereka yang telah pensiun. Saat ini perbandingan antara mereka yang masih
bekerja masih 3:1, namun akibat ekspektasi hidup yang semakin panjang dan peningkatan
jumlah pensiunan dari baby boomers, pada tahun 2030 diprediksikan bahwa pajak
keamanan sosial hanya akan menutupi 75% dari benefits yang dijanjikan. Meskipun
Social Security ini tidak menutupi semua kebutuhan pensiunan (hanya sekitar 45%
di US, sisanya dari tabungan pribadi atau dana pensiun), namun sistem ini
mungkin harus segera direformasi untuk menangani ketersediaan dana beberapa
tahun mendatang.
8. Asuransi pengangguran :
Di negara-negara maju, pekerja umumnya memiliki benefit ini. Namun demikian,
ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi agar pengangguran berhak
menerimanya. Syarat-syarat tersebut bervariasi di setiap negara, namun biasanya
berupa (1) pekerja harus mampu, mau, dan aktif mencari pekerjaan, (2) pekerja
tidak boleh menolak pekerjaan yang sesuai dengannya, (3) bukan menjadi
pengangguran akibat perseteruan pekerja, (4) tidak boleh meninggalkan
pekerjaan, (5) bukan diberhentikan karena kesalahan dalam pekerjaan, dan (6)
harus telah pernah bekerja sebelumnya dan menghasilkan sejumlah uang.
Dana yang digunakan untuk benefit ini berasal dari pajak yang ditanggung
perusahaan atas klaim dari karyawan maupun tingkat turnover yang tinggi.
9. Pembayaran severance :
tidak diwajibkan secara hukum dan banyak perusahaan tidak menawarkannya karena
telah ada kompensasi pengangguran. Namun program ini digunakan secara ekstensif
oleh perusahaan yang melakukan downsizing. Misalnya, perusahaan memberi
tambahan beberapa bulan gaji apabila karyawan setuju untuk pensiun sesuai waktu
yang disepakati, contoh lainnya dalam hal takeover, apabila yang diberhentikan
adalah setara top manajemen, mereka akan menerima pesangon yang besarnya
mencapai 2-3 tahun gaji mereka.
10. Pembayaran atas waktu-waktu tidak
bekerja : yang termasuk didalamnya adalah saat liburan, cuti, dan
waktu melapor. Karyawan level atas di perusahaan-perusahaan raksasa banyak yang
mendapat kebebasan untuk berlibur kapan saja.
11. Layanan karyawan :
beberapa contohnya adalah bantuan konseling, layanan makan, mobil perusahaan,
fasilitas olah raga, rencana pembelian saham, transportasi, bantuan adopsi,
seragam, bantuan hukum, penjagaan anak, bonus natal, fasilitas kredit, jam
kerja fleksibel, dan lain sebagainya.
Mengenai
program benefit ini sekali lagi sangat tergantung dari keuangan perusahaan
namun jika ada kemampuan perusahaan tidak ada salahnya seluruh program benefit
diatas bisa kita laksanakan.